Sabtu, 16 April 2016

Waktu sudah mulai tiba


Senja musim kemarau terasa kering berwarna. Langit cerah sedang kuasa dengan bayangan gunung yang hampir menyembunyikan semburat cahaya emas di balik keangkuhannya. Waktu seakan berjalan teramat pelan. Menemani cahaya sore yang enggan segera beranjak, seolah masih merindukan lagit cerah tanpa awan. Sepasang mata menerawang ke atas semburat senja diatas langit yang menjelang redup. Sepasang mata berkaca-kaca merindukan cahaya agar tak segera terendap di balik gunung. Angin yang berhembus perlahan menepi, membawa serta aroma tanah belah. Kering karena terlalu lama tak pernah tersiram hujan. Perih menganga seperti luka yang lama mengering. Perlahan sepasang mata itu seperti semakin nanar memandang senja yang enggan beranjak. 

Samar. Angin yang berhembus menyentuh dedaunan, menggoyang pohon-pohon perlahan. Menggesek dedaunan dengan ranting-ranting kering mengantarkan suara alam yang sangat indah. Samar di kejauhan. Suara alam yang dikomposisi oleh semesta itupun melarutkannya dalam sebuah kenangan. 

Ia menggumamkan kata-kata yang tak jelas terdengar. Bahkan oleh telinganya sendiri. Ia sedang berbicara dengan batinnya. Berdialog dengan kekosongan hati. Setelah sekian lama ia memanggil kembali ingatan bawah sadarnya tentang sesuatu, tentang sebuah nama yang tidak ingin diingatnya namun tidak pernah bisa dilupakan. 

Keriput di pipinya perlahan basah. Sepasang mata itu tak mampu menahan rindu. Sesekali tangan kakunya menyeka aliran kecil di wajahnya. Ia memejamkan matanya. Merasakan kembali senja yang pernah begitu dicintainya beberapa dekade ke belakang. Yang pada suatu ketika yang lain, juga pernah sangat dibencinya. Ia tidak pernah berharap, akan berakhir seperti senja ini. Dalam kesendirian. Setelah sekian lama ia mampu berdiri sendiri. Untuk pertama kalinya, di tengah hembusan napasnya yang tak lagi ringan, ia menyerah. Ia akhirnya mengakui. Waktu mungkin membawanya melewati semuanya. Namun tidak dengan ingatannya. Memori bawah sadarnya tak pernah benar-benar beranjak dari sebuah senja yang sudah lama berlalu. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar